Selasa, 12 April 2016

Pengertian uang beredar

Pengertian Uang Beredar
Uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini terus berkembang, seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Cakupan definisi jumlah uang beredar di negara maju umumnya lebih luas dan kompleks dibandingkan negara sedang berkembang (NSB).
·        Uang Beredar Dalam Arti Sempit (Narrow Money) / M1
Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah bentuk asset keuangan yang paling likiud. Artinya uang ini langsung dapat menjalankan semua fungsinya sebagai uang. Ketika seseorang hendak melakukan transaksi jual beli misalnya. Maka uang uang ini langsung dapat dipergunakan sebagai alat pertukaran. Dalam hal ini tentu uang telah memenuhi fungsinya sebagai medium of exchange (Aulia Pohan, 2008). Pengertian paling sempit atau biasa dikenal dengan istilah narrow money  adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan tabungan). Narrow money yang biasanya disimbolkan dengan M1 terdiri dari uang tunai/kartal (currency) dan uang giral (Demand Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum, sedangkan uang giral mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank.
·        Uang Beredar Dalam Arti Luas (Broad Money) / M2.
 Selanjutnya apa yang dimaksud dengan uang beredar dalam arti luas. Sesungguhnya pengertian ini adalah pengertian uang yang memasukkan semua asset keuangan yang memenuhi fungsinya sebagai uang. Tentunya dengan tingkat likuiditas yang berbeda satu sama lain. Uang dalam arti luas (M2) itu terdiri dari M1 + Quasy Money + Surat Berharga (securities) selain saham (Boediono, 1992)

Teori Penawaran Uang Modern
Penawaran uang (money supply) adalah jumlah uang yang beredar. Dalam mempelajari penawaran uang harus dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang yang beredar. Mata uang dalam peredaran adalah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan demikian, mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang beredar, yaitu semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian (mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral pada bank-bank umum).


Teori penawaran uang, meliputi teori penawaran uang tanpa bank dan teori penawaran uang modern.
Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang. Teori ini adalah gambaran ketika perekonomian masih menggunakan emas sebagai alat pembayaran& belum ada system perbankan yang mempengaruhi penggunaan alat tukar tersebut. Jumlah alat tukar ini (peredaran dan proses penawaran nya) di masyarakat berubah ubah sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Ciri penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan turun, uang beredar secara otomatis atau berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan pemerintah.
Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. Juang beredar (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat.
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana : suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.
Ciri penawaran/Supplay emas pada zaman tersebut :
·      Jumlah emas/alat tukar yang beredar ber ubah ubah ( bisa turun atatau naik).
·      Jumlah emas turun apabila terjadi difisit neraca pembayaran luar negeri untuk pembayaran barang (dikirim keluar karena impor > ekspor ).
·   Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya peningkatan penggunaan emas untuk produksi lain ( perhiasan ).
·    Jumlah Emas juga akan naik jika terjadi surplus pembayaran luar negeri atau ditemukan tambang emas baru )
·     Uang beredar benar benar ditentukan secara otomatis oleh proses pasar diatas ( tidak ada campur tangan pemerintah/otoritas moneter yang melakukan kebijakan moneter )
·    Penambahan produksi emas ( di tambang dan di murnikan ) oleh produsen emas mengikuti hukum perilaku produsen/penawaran (mengikuti permintaan dan harga emas tersebut ) jika harga emas tinggi dibandingkan barang yang dipertukarkan maka produksi emas akan tinggi, namun kemudian jika suplay emas berlebih harga emas akan turun dan suplay nya akan berkurang )
·   Teory penawaran uang ( system emas ) belum berkembang dan masih dalam bentuk yang sederhana, karena tidak banyak memerlukan campur tangan untuk mempengaruhi jumlahnya.
Pengertian dan perhitungan pelipat ganda uang atau money multipler
Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama.
    Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).
Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebutdiringkas dalam konsep money multiplier yang menghubungkan antara jumlah uang inti dengan jumlah uang beredar. Nilai dari money multiplier tergantung kepada :
a)      Kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk uang kartal
b)        Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin uang giral.
Money multiplier (angka pengganda uang) diturunkan dari hubungan antara uang inti  atau uang primer dengan jumlah uang yang beredar,secara matematis sebagai berikut :
MS = UK + UG
MB = UK + CD
Dimana MS = jumlah uang yang beredar (M)
UK = Uang kartal milik swasta domestic
UG = Uang giral milik swasta domestic
MB = Uang inti
CD = Cadangan bank umum yang terdiri dari kas dll
Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.
Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI
Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai
Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter.
Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.

Pengertian Pasar Barang/Komoditi
Pasar barang/komoditi atau dikenal dengan Bursa komoditi adalah suatu pasar yang kegiatannya mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual atau beli barang/komoditi tertentu. Dalam pasar komoditi, barang yang diperjual-belikan adalah barang/komoditi yang laku dijual di pasar dunia/internasional, misalnya kopi, kedelai, kakao, gula, jagung, tembakau, karet, CPO (crude palm oil), emas, perak, tembaga, dan lainnya.
Pada pasar/bursa komoditi dilihat dari sisi penyelenggarakan perdagangan dapat dibedakan menjadi dua macam pasar, yaitu:
a. Pasar fisik, adalah suatu kegiatan perdagangan yang penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli biasanya dilakukan segera setelah transaksi atau ada penyerahan barang secara tunai. Pada pasar fisik terjadi transaksi efektif. Transaksi efektif menunjuk pada suatu transaksi jual beli di bursa yang di akhiri dengan penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli secara nyata.
b. Pasar komoditi berjangka adalah suatu kegiatan perdagangan dalam hal ini yang diperdagangkan adalah surat kontrak yang mewakili barang yang disimpan di gudang. Pada pasar ini setelah terjadi transaksi tidak segera diikuti dengan penyerahan barang. Biasanya penyerahan barang dilakukan kemudian atau beberapa waktu bahkan beberapa bulan kemudian sesuai dengan perjanjian. Pada pasar komoditi berjangka motif utama transaksi seringkali hanya spekulatif bukan merupakan transaksi jual beli secara murni. Pada transaksi dengan motif sepekulasi yang lebih dominan, maka transaksi tidak diakhiri dengan penyerahan barang, karena tujuannya bukan menyelesaikan persetujuan dagang dengan serah terima barang, melainkan pembayaran dan penerimaan dari adanya perbedaan harga.
Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka.Perdagangan berjangka disebut Bursa Berjangka, yang selanjutnya sering disebut dengan Bursa yang memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai komoditi. Tempat untuk memperdagangkan Kontrak Berjangka juga disebut pasar berjangka.

Lembaga Penjamin dan Mekanisme Pembentukan Harga
Kontrak Berjangka merupakan kontrak yang standar di mana jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahannya komoditi telah ditetapkan terlebih dahulu. Karena bentuknya yang standar itu, maka yang perlu di”negoisasi”kan dalam kontrak berjangka hanya harganya saja. Performance atau “terpenuhinya” Kontrak Berjangka sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, dijamin oleh suatu lembaga khusus yaitu Lembaga Kliring Berjangka. Pembentukan harga komoditi di Bursa berlangsung secara transparan. Harga yang terbentuk tersebut akan mencerminkan kekuatan pasokan dan permintaan yang sebenarnya. Transaksi di Bursa dilakukan oleh para Anggota Bursa, yang terdiri dari Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka, baik dengan cara berteriak (open outcry) atau secara elektronik (authomated/electronic trading system). Selanjutnya, harga yang terjadi dicatat menurut bulan penyerahan masing-masing Kontrak Berjangka, dan diumumkan secara luas kepada masyarakat. Harga yang terjadi di Bursa ini umumnya dijadikan sebagai harga acuan (reference price) oleh dunia usaha, termasuk petani dan produsen/ pengusaha kecil, untuk melakukan transaksi di pasar fisik.

Keseimbangan Sektor Riil (Pasar Barang)
           Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena ini, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang (pasar untuk barang-barang dan jasa-jasa).
          Berikut ini merupakan variabel-variabel agregatif yang termasuk sebagai pasar komoditi yaitu :
-          Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C)
-          Saving atau tabungan (S)
-          Pendapatan nasional (Y)
-          Investasi (I)
-          Tingkat harga (P)
-          Pengeluaran konsumsi pemerintah (G)
-          Transfer pemerintah (Tr)
-          Ekspor (X)
-          Impor (I)

Fungsi Investasi
           Investasi (I) diperlakukan sebagai variabel endogenous, yaitu variabel yang nilainya ditentukan di dalam persamaan fungsi. Investasi dapat di formulasikan dalam bentuk persamaan fungsi sebagai berikut:
I = I0 + re
Di mana,
I = Besarnya investasi
I0 = Besarnya investasi pada tingkat bunga (r) sebagai nol (0)
e = Marginal Propensity to Invest (hasrat investasi marjinal) adalah besarnya angka perbandingan antara perubahan investasi dengan perubahan tingkat bunga, secara singkat dapat diformulasikan :
e=  ∆I/∆r

t = tingkat bunga
Fungsi Konsumsi (Consumption Curve)
           Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan berbagai tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian. Pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan fungsi sebagai berikut:
C = C0 +  Cl
Di mana,
C : Besarnya tingkat konsumsi rumah tangga
C0 : Besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nasional sebesar nol (0)
c = MPC Marginal Propensity to Consume (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam berkonsumsi) adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi termaksud atau secara matematis dapat di ungkapkan:
 c = MPC = ∆C/∆Y
Y : Pendapatan nasional
Fungsi Saving
           Fungsi saving (saving curve) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan berbagai tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
S = S0 + sY
Di mana,
S : Besarnya tingkat tabungan rumah tangga
S0 = -C0 : Besarnya tabungan masyarakat pada saat pendapatan sebesar 0 (nol) konsumsi pada saat tingkat pendapatan (Y) sebesar 0 (nol)
s = MPS Marginal Propensity do Save (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam menabung) adalah angka perbandingan antara besarnya peruahan pendapatan nasional.
Y : Pendapatan nasional

Analis Keseimbangan Sektor Riil dengan Grafik
           Dalam analisis keseimbangan di sektor riil, kondisi keseimbangan perekonomian dapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang di sebut kurva IS. Kurva IS adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat bunga (i) dan pendapatan nasional (Y), di mana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan.
           Untuk menghasilkan kurva IS kita mulai dari diagram I dengan mengambil salah satu titik tingkat bunga, misalnya i0. Pada tingkat bunga sebesar i0, investasi yang dilaksanakan sebesar I0 dan dalam keadaan keseimbangan, besarnya tabungan adalah S0. Tabungan sebesar S0 terjadi apabila pendapatan sebesar Y0. Apabila keadaan tersebut kita bawa pada grafik IV, maka kita memperoleh satu titik dari kurva IS (misalnya kita beri nama titik A). Untuk menggambarkan suatu kurva (kita anggap kurva IS adalah linier) minimal harus ada dua titik sehingga dengan demikian kita perlu mengambil salah satu titik tingkat bunga lagi misalnya i1. Pada tingkat bunga sebesar i1, investasi yang diinginkan sebesar I1, dan dalam keadaan seimbang besarnya tabungan sebesar S1. Tabungan sebesar S1, terjadi apabila pendapatan sebesar Y1. Apabila keadaan tersebut kita bawa pada grafik IV, maka kita memperoleh satu titik lagi dari kurva IS (misalnya kita beri nama titik B). Apabila titik A dan titik B kita hubungkan maka kitaakan memperoleh kurva IS, yaitu kurva yang menggambarkan keseimbangan di sektor riil (pasar barang) yang berlereng negatif. Ini memberi petunjuk bahwa pada sektor riil (pasar barang), apabila terjadi kenaikan tingkat bunga, maka turunnya investasi dan turunnya investasi secara langsung akan menyebabkan turunnya pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun maka pendapatan nasional akan naik. Karena, turunnya tingkat bunga akan menyebabkan naiknya investasi.
           Diagram I menunjukkan hubungan antara tingkat bunga (i) dan jumlah investasi (I), diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, di mana tabungan sama dengan investasi S=I. Diagram III menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y), dan diagram IV menunjukkan kurva IS, yaitu kurva yang menghubungkan antara titik-titik tingkat bunga (i) dan pendapatan (Y).         
           Kurva IS dapat pula diturunkan dengan cara lain seperti ditunjukkan dalam gambar. Diagram I menunjukkan fungsi investasi, dimana penurunan di dalam tingkat bunga yaitu dari i0 ke i1 telah menyebabkan investasi naik dari I0 ke I1 . Dalam diagram II ditunjukkan bagaimana kenaikan dalam investasi akibat dari penurunan tingkat bunga telah menyebabkan kurva permintaan atau pengeluaran agregat (AD) bergeser ke kiri atas yaitu dari AD0 ke AD1 , yang selanjutnya akan mendorong pendapatan naik dari Y0 ke Y1 . Sedangkan diagram III menunjukkan kurva IS yang menghubungkan tingkat bunga dan pendapatan, dimana tingkat bunga yang semakin rendah telah menyebabkan pendapatan semakin besar, dan sebaliknya.

Menurunkan Kurva IS Metode Matematik
Cara lain yang dapat digunakan untuk memperoleh (menurunkan) kurva IS adalah dengan cara (metode) matematika. Dengan syarat Diana keseimbangannya adalah :
S = I , maka dapat diturunkan kurva (fungsi) IS sebagai berikut :
S = I
Y – C = I
Y = C + I
Y = ( C0 + cY) + ( I0 + er )
Y = C0 + cY + I0 + er
Y – cY = C0 + I0 + er
( 1 – c ) Y = C0 + I0 + er
         Y=  1/(1-c) (C0 + I0 + er)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurva IS
1.    Bilangan pengganda (multiplier).
           Besar kecilnya pengganda mempengaruhi, baik intercept maupun slope dari fungsi IS. Semakin besar pengganda, maka intercpt dan slope kurva IS juga akan semakin besar pula. Sedangkan besar kecilnya pengganda itu sendiri dipengaruhi oleh kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) atau b dan elastisitas investasi terhadap pendapatan (f).
2.    Kepercayaan masyrakat terhadap kondisi perekonomian (consumer and business confidence).
           Kepercayaan konsumen dan dunia bisnis terhadap perekonomian masing-masing dicerminkan oleh perubahan dalam peubah konsumsi otonom (a) dan peubah investasi otonom (I0). Perubahan yang terjadi pada kedua peubah ini akan mempengaruhi intercept dari kurva IS, yang berarti kalau a dan I0 meningkat, maka kurva IS akan bergeser ke kanan, dan sebaliknya kurva IS akan bergeser ke kiri kalau terjadi penurunan pada salah satu dari kedua peubah tersebut.
3.    Kepekaan pengeluaran investasi terhadap perubahan dalam tingkat bunga (interest elasticity of investment).
           Semakin peka (sensitive) investasi terhadap perubahan dalam tingkat bunga, maka slope kurva IS akan semakin curam (steeper). Sedangkan intercept­-nya adalah tetap atau tidak berubah. Sebaliknya, semakin tidak sensitif (insensitive) investasi terhadap perubahan dalam tingkat bunga, maka slope kurva IS akan semakin datar (flatter). Jadi, elastisitas investasi terhadap tingkat bunga hanya mempengaruhi kemiringan (slope) kurva IS, sementara intersept-nya tetap, yang berarti pula tidak akan menyebabkan kurva IS tersebut bergeser.
4.    Kebijakan Fiskal (fiscal policy)
           Posisi kurva IS akan berubah apabila terjadi perubahan pada sektor riil (pasar barang). Perubahan di sektor riil dapat terjadi sebagai akibat dari tindakan/ kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi sektor riil disebut kebijakan fiskal (fiscal policy). Variael ekonomi yang biasanya dipengaruhi melalui kebijakan fiskal ini adalah pengeluaran pemerintah (G), pajak (Tx), dan pembayaran transfer (Tr). Setidaknya ada tiga macam kebijakan fiskal, yaitu kebijakan fiskal yang ekspansif, kebijakan fiskal yang konstruktif, dan kebijakan fiskal yang murni.
a.Kebijakan Fiskal yang Ekspansif
            Kebijakan fiskal yang ekspansif yaitu kebijakan ekonomi makro yang mempunyai tujuan untuk memperbesar kegiatan ekonomi dalam perekonomian, dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah (G), menurunkan pajak (Tx) atau menaikkan pembayaran transfer (Tr). Naiknya pengeluaran pemerintah, turunnya pajak, dan naiknya pembayaran transfer mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan atas.
b.   Kebijakan Fiskal yang Kontradiktif
           Kebijakan fiskal yang kontradiktif yaitu kebijakan ekonomi makro yang tujuannya untuk menurunkan kegiatan ekonomi dalam perekonomian. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan cara menurunkan pengeluaran pemerintah (G), menaikkan penerimaan pajak (Tx) atau menurunkan pembayaran transfer (Tr). Turunnya pengeluaran pemerintah,  naiknya penerimaan pajak, dan naiknya pembayaran transfer mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri bawah.
c.   Kebijakan Fiskal yang Murni
           Kebijakan fiskal yang murni merupakan kebijakan yang tidak disertai dengan berubahnya jumlah uang yang beredar.




Sumber :
http://astriaoktadary.blogspot.com/2014/05/uang-beredar.html
http://jihanmeutia.blogspot.com/2014/05/tugas-5-softskill.html
http://verahadiyati.blogspot.com/2014/06/jumlah-uang-beredar-teori-penawaran_2975.html
Nanga, Muana. 2005, Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Edisi Kedua.
Rosyadi, Imron., dan Didit Purnomo. 2001, Ringkasan Teori : Teori Ekonomi Makro Soal dan Penyelesaiannya. Surakarta : Muhammadiyah University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar